Tampilkan postingan dengan label Pariwisata. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pariwisata. Tampilkan semua postingan

Jumat, 16 April 2010

KEINDAHAN ALAM MALINO





Kawasan Puncak pegunungan merupakan salah satu alternatif tujuan wisata yang banyak dipilih masyarakat, khususnya bagi orang-orang kota yang sehari-hari sibuk dengan pekerjaan, hawa panas, dan asap knalpot. Memanjakan diri di kawasan pegunungan yang berhawa dingin, panorama alam yang indah bukan tembok-tembok tinggi yang angkuh yang dijumpai di kota-kota , sungguh menjadi sarana melepas kepenatan.

Tak ada kebisingan yang membuat telinga menjadi tidak lagi “peka” terhadap gejala-gejala alam. Mendengar kata “Puncak”, yang mungkin terbayang adalah sebuah tempat antara Bogor dan Cianjur yang kini telah dipenuhi vila-vila orang kota. Tak banyak yang tahu bahwa daerah di luar Jawa pun memiliki kawasan puncak yang tak kalah indah mempesona.

Kota Malino, yang terletak 90 km arah selatan Kota Makassar, tepatnya di Tinggimoncong, Kabupaten Gowa, merupakan salah satu kawasan wisata alam yang memiliki daya tarik yang luar biasa, seperti kawasan puncak Bogor ataupun Bandung.

Malino Jalan menanjak dan berkelok-kelok dengan melintasi deretan pegunungan dan lembah yang indah bak lukisan alam, akan mengantarkan Anda ke kota Malino. Kawasan tersebut terkenal sebagai kawasan rekreasi dan wisata sejak zaman penjajahan Belanda.

Banyak pengunjung yang datang baik dari Kota Makassar maupun dari daerah-daerah lain di Sulawesi Selatan untuk mendapatkan tempat rekreasi dan refreshing yang nyaman, terutama pada saat weekend atau liburan.

Yang membuatnya istimewa adalah di Malino bukan hanya terdapat vila dan penginapan di perbukitan tempat menikmati hawa dinginnya dengan pesona alam yang luar biasa, tetapi juga tempat yang berketinggian 1.500 meter di atas permukaan laut ini memiliki objek-objek wisata yang menarik dan potensial akan flora dan fauna yang beraneka ragam.

Malino Mulai dari Air Terjun Takapala yang terletak di daerah Bulutana, Air Terjun Lembanna yang kira-kira 8 km dari Kota Malino, Hutan Wisata Malino yang lebih dikenal dengan sebutan Hutan Pinus. Sementara di Malino, terdapat Permandian Lembah Biru. Objek-objek wisata itu tidak pernah sepi oleh pengunjung, apalagi di hari-hari libur.

Dalam taman wisata alam Malino ditemui berbagai jenis fauna seperti burung nuri (Trichaglossus flavoridis), kera hitam (Macaca maura), biawak (Varanus salvator), jalak kerbau (Acridatheres sp), raja udang (Halcyon sp), dan burung gelatik (Padda oryzofora).

Flora yang dimiliki mulai dari pohon pinus (Pinus merkusi) yang merupakan flora yang mendominasi Taman Wisata Alam Malino dan umurnya sudah cukup tua. Selain itu, terdapat pula jenis floran lain seperti akasia (Acasia auriculiformis) jabon (Anthocepthalus cadamba), beringin (Ficus benjamina), ekaliptus (Eucalyptus sp), edelweis (Edelwesy sp), rotan (Calamus sp), kenanga (Cananga ordorata) dan beberapa jenis perdu.


Keindahan alam Malino yang dikenal sejak zaman kolonial Belanda juga menyimpan tumbuhan peninggalan Belanda yang sampai sekarang bisa ditemukan, namun terbilang langka, yaitu termasuk edelweis dan pohon turi yang bunganya berwarna oranye. Saat mekar, bunga-bunga ini terlihat indah, apalagi jika dilihat dari udara atau kejauhan. Pemandangan seperti ini jarang ditemukan di tempat lain. Karena itulah, Malino juga dijuluki sebagai Kota Kembangnya Sulawesi Selatan.

Sedikit ke daerah atas terlihat dengan jelas hamparan sayur-mayur yang hijau. Tanaman hortikultura seperti kol, vetsai, bawang prei, kentang dan tomat, digarap oleh para petani desa setempat. Tepatnya terletak di daerah Kanrepia. Sementara itu kalau kita ke daerah Pattapang, terdapat perkebunan teh milik Nittoh asal jepang yang juga menjadi salah satu objek wisata Malino yang digemari karena hamparan hijaunya yang cantik dan memukau.

Di Malino juga terdapat perkebunan Markisa yang terkenal menghasilkan buah markisa yang manis, yang dapat diperoleh di pasar-pasar tradisonal di Malino.

Lengkap sudah kepuasan yang disediakan kawasan wisata alam Malino. Walaupun belum banyak dikenal di luar daerah Sulawesi Selatan, sebagaimana kawasan puncak Bogor dan Bandung, Malino merupakan prospek pariwisata yang sangat potensial. Keindahan Panorama Alam yang memukau, potensi flora dan faunanya, dan kenyamanan yang dijanjikannya, membuatnya berpeluang menjadi salah satu objek wisata yang terkenal di Nusantara.


Sumber :Liburan.info

Selasa, 05 Januari 2010

SENJA DI PANTAI LOSARI

PANTAI LOSARI
Pantai Losari adalah sebuah pantai yang terletak di sebelah barat kota Makassar. Pantai ini menjadi tempat bagi warga Makassar untuk menghabiskan waktu pada pagi, sore dan malam hari menikmati pemandangan matahari tenggelam yang sangat indah.

Dahulu, pantai ini dikenal dengan pusat makanan laut dan ikan bakar di malam hari (karena para penjual dan pedagang hanya beroperasi pada malam hari), serta disebut-sebut sebagai warung terpanjang di dunia (karena warung-warung tenda berjejer di sepanjang pantai yang panjangnya kurang lebih satu kilometer).

Salah satu penganan khas Makassar yang dijajak di warung-warung tenda itu adalah pisang epe (pisang mentah yang dibakar, kemudian dibuat pipih, dan dicampur dengan air gula merah. Paling enak dimakan saat masih hangat).

Saat ini warung-warung tenda yang menjajakan makanan laut tersebut telah dipindahkan pada sebuah tempat di depan rumah jabatan Walikota Makassar yang juga masih berada di sekitar Pantai Losari.

PANTAI LAGUNA
Menjelang senja keindahan pantai akan terasa ditambah hembusan angin sepoi-sepoi terasa makin menyejukkan manakala keindahan alam menghilangkan kepenatan.

Keindahan ini akan makin sempurna takkala prosesi terbenamnya matahari dapat disaksikan secara utuh. Jadi jika suatu saat Anda berkunjung ke Makassar, pastikan jangan sampai Anda tidak berkunjung ke pantai Losari yang indah dan termasyur di kata orang.

Sebagai landmark kota Makassar, banyak orang memiliki kenangan indah bersama pantai ini. Tak kurang mantan Presiden RI Megawati Soekarnoputri saat mencanangkan revitalisasi Pantai Losari,11September 2004 bertutur,”"Sejak saya kecil, Pantai Losari merupakan pantai yang sangat indah untuk melihat sunset. Ketika tinggal di Makassar atas undangan almarhum Bapak Jenderal M Jusuf ketika masih menjadi Panglima Kodam Hasanuddin, hampir setiap hari saya diajak ke Pantai Losari.

Aktifitas Losari Minggu pagi dapat juga saksikan, biasa pagi hari Losari dimanfaatkan sebagai tempat berolahraga, jogging, senam,maupun bermain ski, bersantai sambil menikmati udara pagi ditemani sarapan pagi di sepanjang bibir Jalan Penghibur dapat juga Anda nikmati.

Hanya dengan merogoh kocek cukup Rp4.000 hingga Rp6.000 per porsi,berbagai aneka masakan dan minuman tradisional dengan cita rasa yang sederhana nan nikmat dapat di nikmati, seperti, bubur ayam,bubur kacang ijo,soto ayam, gado-gado, coto makassar, somay, pempek Palembang, pisang epe,hot dot dan burger.

Anda juga dapat menyewa perahu mini berbentuk bebek sambil mengarungi bibir pantai dengan sewa Rp 15.000 per jam. Jadi, jika suatu saat Anda berkunjung ke Makassar, pastikan jangan sampai tidak berkunjung ke pantai Losari sebagai landmark dari Makassar

Setelah puas menikmati indahnya Sunset yang perlahan terbenam di balik cakrawala Pantai Losari Anda dapat menikmati pusat jajanan di Butta Angin ammiri di Pantai Laguna,hanya dengan berjalan kaki 5 menit dari Losari.

Ratusan Gerobak dengan berbagai menu makanan dan minuman ciri khas kota ’Daeng’ dapat Anda temukan di sana. Mulai sop konro, coto Makassar, sop saudara, pallubasa,pallu mara dan ikan bakar, pisang epe, es pisang ijo, pallubutung, sari laut, bakso, nasi goreng, mi-mian dan capcai. Harganya pun cukup terjangkau, berkisar antara Rp 3.500 hingga Rp 12.500 per porsi.

Kendati menawarkan beragam makanan, namun menurut sejumlah pedagang kaki lima yang menjajakan makanan di sepanjang pantai laguna, makanan yang paling banyak diminati pengunjung adalah Pisang epe atau kata orang bule Banana Press menjadi andalan.

Kue khas terdiri dari bahan dasarnya pisang kepok mengkal yang dibakar, lalu dilumuri gula merah yang telah dicairkan dan di campur kelapa parut.

Jadi tak lengkap rasanya ke Makassar bahkan Sulawesi Selatan jika Anda tidak menikmati wisata kulinernya di Pantai Laguna,utamanya menikmati cita rasa dari Pisang Epe Kota Daeng.

Sabtu, 24 Oktober 2009

TAKABONERATE ISLAND EXPEDITION 2009

Sebagai point interesting dari masyarakat Sulawesi Selatan untuk dunia pariwisata, saat ini sedang berlangsung Takabonerate Island Expedition 2009 di kabupaten Selayar. Event ini akan digelar hingga 25 Oktober 2009 .

Selain itu, juga digelar culture events yang diadakan di Benteng, Ibu Kota Kabupaten Kepulauan Selayar, yakni grand launcing Takabonerate Island Expedition, Festival Budaya Konjo, serta atraksi seni tari dan musik.

Acara kuliner juga ambil bagian dengan memamerkan makanan dari hasil laut penduduk setempat. Untuk acara marine events, ratusan peserta diikutkan dalam ekspedisi tersebut, terdiri dari 220 penyelam dari 14 klub di Indonesia, 114 divers Sulsel, dan lainnya berasal dari provinsi DKI Jakarta, Jogjakarta, serta Surabaya.

Nantinya, mereka akan dipandu 34 diving master dan rescue due yang akan menjadi guide bagi peserta penyelam di bawah laut.

Sementara Lomba Mancing Internasional yang juga menjadi salah satu kegiatan dalam kegiatan ini diikuti sebanyak 170 tim. Di lokasi itu juga, gubernur diagendakan menyerahkan hadiah lomba mancing kepada para pemenang. Hadiah yang akan diserahkan itu antara lain satu unit mobil APV, satu unit mobil Avansa, dan uang tunai sebesar Rp 200 juta.

Menariknya, semua peserta menumpangi Kapal Republik Indonesia (KRI) Makassar. Mereka berangkat, Jumat (23/10), dari pelabuhan Soekarno-Hatta menuju Benteng, Kepulauan Selayar. Dan selama pelayaran, diatas kapal diadakan Seminar kemaritiman sebagai bagian dari Takabonerate Expedition Island yang dimaksudkan sebagai upaya menyatukan mindset kemaritiman untuk mengembangkan pariwisata.

Acara menyelam juga diikuti oleh tiga selebriti, Nadine Chandrawinata, Lusy Rahmawaty, dan Putri Patricia. Takabonerate Islands Expedition berlangsung dari 23-25 Oktober.

oooo0000oooo

Taman Nasional Taka Bonerate memiliki karang atol terbesar ketiga di dunia yaitu setelah Kwajifein di Kepulauan Marshal dan Suvadiva di Kepulauan Moldiva. Luas atol tersebut sekitar 220.000 hektar, dengan terumbu karang yang tersebar datar seluas 500 km².

Topografi kawasan sangat unik dan menarik, dimana atol yang terdiri dari gugusan pulau-pulau gosong karang dan rataan terumbu yang luas dan tenggelam, membentuk pulau-pulau dengan jumlah yang cukup banyak.

Diantara pulau-pulau gosong karang, terdapat selat-selat sempit yang dalam dan terjal. Sedangkan pada bagian permukaan rataan terumbu, banyak terdapat kolam-kolam kecil yang dalam dan dikelilingi oleh terumbu karang. Pada saat air surut terendah, terlihat dengan jelas daratan kering dan diselingi genangan air yang membentuk kolam-kolam kecil.

Tumbuhan yang terdapat di daerah pantai didominasi oleh kelapa (Cocos nucifera), pandan laut (Pandanus sp.), cemara laut (Casuarina equisetifolia), dan ketapang (Terminalia catappa).

Untuk kemeriahan event ini, sejumlah acara digelar dalam ekspedisi tersebut, seperti International Fishing Tournament, Underwater Exhibition (diving dan snorkling), serta exploring.

Terumbu karang yang sudah teridentifikasi sebanyak 261 jenis dari 17 famili diantaranya Pocillopora eydouxi, Montipora danae, Acropora palifera, Porites cylindrica, Pavona clavus, Fungia concinna, dan lain-lain. Sebagian besar jenis-jenis karang tersebut telah membentuk terumbu karang atol (barrier reef) dan terumbu tepi (fringing reef). Semuanya merupakan terumbu karang yang indah dan relatif masih utuh.

Terdapat sekitar 295 jenis ikan karang dan berbagai jenis ikan konsumsi yang bernilai ekonomis tinggi seperti kerapu (Epinephelus spp.), cakalang (Katsuwonus spp.), napoleon wrasse (Cheilinus undulatus), dan baronang (Siganus sp.).

Sebanyak 244 jenis moluska diantaranya lola (Trochus niloticus), kerang kepala kambing (Cassis cornuta), triton (Charonia tritonis), batulaga (Turbo spp.), kima sisik (Tridacna squamosa), kerang mutiara (Pinctada spp.), dan nautilus berongga (Nautilus pompillius).

Jenis-jenis penyu yang tercatat termasuk penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu hijau (Chelonia mydas), dan penyu lekang (Dermochelys coriacea).

Sebanyak 15 buah pulau di Taman Nasional Taka Bonerate dapat dilakukan kegiatan menyelam, snorkeling, dan wisata bahari lainnya.

Musim kunjungan terbaik: bulan April s/d Juni dan Oktober s/d Desember setiap tahunnya.

Cara pencapaian lokasi: Mengg-gunakan bis dari Makassar ke Bulukumba (153 km) dengan waktu tempuh lima jam, kemudian ke pelabuhan Pamatata Selayar dengan ferry sekitar dua jam, yang dilanjutkan ke Benteng sekitar 1,5 jam. Dari Benteng ke pulau terdekat yaitu Rajuni Kecil menggunakan kapal kayu sekitar lima jam.

~~~~~~~~~~~~~~~~

Koordinator Sekretariat Takabonerate Island Expedition, Yulianus B Saleh, mengakui pemetaan titik potensi pariwisata Takabonerate yang sangat luas tidaklah mudah. Koordinasi lintas sektor sangat diperlukan untuk memajukan sarana dan prasarana di Kabupaten Selayar.

Koordinasi lintas sektor inilah yang akan dicapai pada pelaksanaan seminar kemaritiman di KRI Makassar selama dalam perjalanan dari Makassar menuju Selayar. "Pariwisata memerlukan keterikatan sektor satu dengan lainnya," kata Yulianus.

Potensi masyarakat di Kabupaten Selayar, kata dia, sangat mendukung untuk pengembangan kawasan Takabonerate dan sekitarnya menjadi destinasi wisata. Apalagi, masyarakat bakal memperoleh keuntungan dari penyewaan kapal, penginapan, dan potensi lain yang menjual.

Dari beberapa even yang digelar di Selayar, telah mulai tercipta kunjungan wisata dari wisatawan domestik maupun mancanegara. Hanya saja, promosi yang dilakukan harus secara berkelanjutan dan lebih fokus.

Salah satu upaya yang sedang direncanakan untuk pengembangan kawasan wisata Taman Laut Takabonerate dengan konsep new wave marketing. Promosi tidak hanya dilakukan melalui media massa atau even yang digelar di luar negeri. Pengenalan potensi wisata juga melalui promosi horizontal memanfaatkan komunitas.

"Kami telah mengundang komunitas blogger untuk memperkenalkan potensi pariwisata Kabupaten Selayar dan kabupaten lain melalui kegiatan mereka. Promosi ini sangat efektif, karena melalui tulisan dapat tersebar ke seluruh dunia," jelasnya.

Semua komponen masyarakat harus membangun kerangka berpikir agar semakin banyak orang yang mau berkunjung ke Selayar.



Selain itu, masyarakat Selayar harus lebih menggali kearifan lokal yang dapat menjadi penarik wisatawan mau berkunjung. "Keramahtamahan dan keindahan alamnya dapat menjadi jualan pariwisata yang dapat diandalkan."

Minggu, 10 Mei 2009

Déjà vu ; SEBUAH CATATAN


Beberapa waktu yang lalu, saya kedatangan seorang tamu dari Jakarta. Seorang sahabat lama yang baru kali ini bertemu langsung dimana sebelumnya kami hanya akrab melalui sahabat pena sejak kami sama2 masih berstatus siswa SMP.
Kedatangannya ke Sulsel adalah untuk berwisata ke Tanah Toraja yang menurut penuturan temannya dalam waktu 2 atau 3 hari ini akan diadakan pesta adat kematian Rambu solo. Mereka berdua meminta saya untuk menjadi guide, dalam hati aku berpikir kebeneran nih,... aku juga belon pernah melihat langsung acara seperti itu.

Saya tidak akan menceritakan bagaimana perjalanan saya sampai tiba di Toraja, namun saya akan jelaskan tentang pesta adat Rambu Solo dan fenomena yang terjadi dalam diri saya ketika berada disana.

Bangga rasanya berada di tengah-tengah tamu yang mayoritas orang bule melihat tontonan budaya dan adat yang sedikit`aneh`……kenapa saya katakan `aneh` coba anda bayangkan acara pesta Rambu solo adalah acara kematian, dimana yang punya hajat harus merogoh kocek sampai milyaran rupiah , bukannya beban kalo tiap tahun keluarga ada yang mati?bisa bangkrut kan.!!

Bagi suku Toraja(sulawesi selatan,indonesia), Rambu Solo` adalah upacara untuk memakamkan leluhur atau orang tua tercinta. Tradisi leluhur ini sekaligus menjadi perekat kekerabatan masyarakat Toraja terhadap tanah kelahiran nenek moyang mereka.

Adapun, orang Toraja meyakini, seorang bangsawan akan mendapatkan tempat yang terhormat dalam strata sosial masyarakat. Mereka selalu menjunjung tinggi orang yang berstatus bangsawan untuk dihormati serta dicintai layaknya seorang raja. Pandangan semacam inilah yang acap ditemui di dalam masyarakat adat Toraja hingga sekarang.

Saya tidak akan menjelaskan tentang bagaimana prosesi Rambu solo itu sampai selesai, namun kalau sobat blogger ingin mengetahui lebih lanjut, silahkan klik disini.

Yang saya akan bahas lebih jauh adalah fenomena yang terjadi dalam diri saya selama dua hari berada disana.

Pada waktu pemotongan kerbau yang berjumlah lebih 40 ekor saya merasakan bahwa sebelumnya saya pernah hadir ditempat ini dalam situasi yang persis sama yang saya rasakan saat itu. Namun perasaan ini saya simpan dan setelah tiba di penginapan saya ungkap kepada teman saya itu, yang memang berprofesi sebagai seorang psikolog (seperti Diajeng dari Dublin nih).

Ternyata saya mengalami suatu fenomena yang disebut Déjà vu. Saya pernah mendengar istilah itu,....... dan setelah tiba di rumah, saya langsung browsing istilah itu dan saya menemukan beberapa penjelasan, namun rasa tidak puas menuntun saya untuk pergi ke sebuah Toko Buku dan mencari Judul yang direkomendasikan oleh kedua sahabat saya.

Dalam buku "Otak Sejuta Gigabyte (Eric Jensen dan Karen Markowittz)" penjelasannya saya rangkum sebagai berikut :

Kata Déjà vu berasal dari bahasa Prancis yang artinya ’pernah melihat’. Kata ini pertama kali digunakan pada akhir abad kesembilan belas, dan dipakai untuk menggambarkan suatu fenomena yang paling membingungkan yang terkait dengan ingatan, yaitu perasaan bahwa seseorang pernah mengalami suatu situasi tertentu pada masa lalu, meskipun orang bersangkutan memiliki ingatan sadar tentang hal tersebut, Déjà vu biasanya terjadi secara spontan, tiba-tiba, dan tanpa ada tanda-tanda terlebih dahulu. Perasaan ini tidak bisa diramalkan, diantisipasi, atau didorong. Suatu ketika, Anda sedang berjalan-jalan di sebuah taman, dan tiba-tiba saja, Anda merasa bahwa anda pernah mengalami hal yang seperti ini sebelumnya. Anda akan bertanya-tanya, mungkinkah Anda sedang memasuki kembali sejumlah stimulus indriawi atau perasaan yang berasal dari mimpi yang terlupakan atau dari kehidupan masa lalu?

Déjà vu menyebabkan seseorang merasa bingung atau khawatir tentang kesehatan mental mereka. Namun, ini bukan sesuatu yang luar biasa, dan bukan juga berarti bahwa anda ’kehilangan akal sehat’. Perasaan mengenal yang tidak bisa dijelaskan disini, kenyataannya mungkin merupakan hasil dari suatu interaksi elektrokimia tertentu di dalam otak anda. Meskipun para ahli psikologi dan ahli ingatan masih belum dapat menyimpulkan sumber Déjà vu, namun para ahli berpendapat bahwa sensasi semacam itu mungkin diaktifkan dibagian penghubung otak yang disebut LOBUS TEMPORIAL.

Bertahun-tahun lamanya, fenomena Déjà vu telah menjadi bahan perdebatan para psikolog dan psikiater. Mereka juga mengamati bahwa sensasi tersebut kerap terjadi setelah seseorang mengalami cedera di bagian lobus temporalis, dan sering dialami oleh penderita epilepsi lobus temporalis. Para ilmuwan saraf kemudian menemukan bahwa sensasi semacam itu bisa dimunculkan pada subjek-subjek yang sehat dengan memberikan stimulus listrik di daerah lobus temporal.

Ada beberapa teori yang menjelaskan hal itu. Beberapa ahli psikologi percaya bahwa Déjà vu seperti ini merupakan akibat dari terpecahnya ingatan, atau kombinasi elemen dari situasi yang sedang berlangsung, yang karena satu alasan telah memicu munculnya suatu pengalaman masa lalu, yang tidak dapat dikenali oleh pikiran yang sadar. Sementara itu, ahli-ahli lain percaya bahwa Déjà vu merupakan suatu penyimpangan proses indriawi, yaitu ketika otak salah menafsirkan suatu kesan yang baru dan menganggapnya sebagai kesan lama yang teringat kembali. Déjà vu pernah dijelaskan sebagai kesadaran ganda, yaitu tiba-tiba kita merasa aneh dengan lingkungan sekitar kita yang membangkitkan sensasi spontan yang menyimpang dan membuat kita merasakannya seperti sebuah ingatan.

Meskipun para ahli belum bisa memastikan apa yang memicu terjadinya Déjà vu, namun kejadian ini memberikan gambaran betapa rumitnya sistem ingatan kita.

Lalu, bagaimana dengan Déjà vu yang saya alami dan juga mungkin pernah dialami oleh banyak orang yang notabene menganggap bahwa dirinya sehat, tanpa menerima stimulus listrik pada otak mereka? Apakah saya sekarang ini Reinkarnasi dari kehidupan sebelumnya?

Saya tunggu komentar dari Blogger sekalian, terutama tentunya Diajeng Dari Dublin

Minggu, 19 April 2009

GUNUNG EROTIK DI KAB. ENREKANG



Kabupaten Enrekang merupakan salah satu alternatif daerah yang sebaiknya Anda kunjungi jika sedang berada di Sulawesi Selatan. Berbagai objek wisata alam dapat Anda nikmati saat melintasi daerah ini. Salah satunya keindahan Gunung Buttu Kabobong. Gunung ini terkenal karena bentuknya yang unik,yakni menyerupai kelamin manusia. Gunung ini juga kerap disebut sebagai Gunung Nona.

Kabupaten yang terletak pada kilometer 196 dan kilometer 281 dari kota Makassar berbatasan langsung dengan Kabupaten Tana Toraja pada sebelah utara,sebelah timur Kabupaten Luwu, sebelah selatan Kabupaten Sidrap dan sebelah barat Kabupaten Pinrang ini, menawarkan sebuah landscape cantik nan menakjubkan,yakni pegunungan yang sejuk dan pepohonan rindang yang tumbuh di kiri-kanan jalan, lembah berjejer yang membingkai kemegahan alam yang mana kesemuanya itu merupakan buah karya dari Sang Pencipta alam raya ini. Diantara pebukitan di Enrekang, terdapat satu gugusan lereng yang memiliki keunikan tersendiri yang oleh warga sekitar dinamai Buttu Kabobong.

Buttu berarti gunung sedangkan Kabobong berarti alat vital wanita. Masyarakat setempat,memberi julukan Buttu Kabobong sebagai gunung erotis, karena bila dilihat sekilas bentuknya memang tidak terlalu nampak. Tapi, bila diperhatikan dengan lebih seksama, barulah bentuk yang dimaksud itu akan tergambar lebih jelas. Buttu kabobong merupakan daerah dataran tinggi yang berada di desa Bambapuang, Kecamatan Anggeraja.

Kepengatan yang Anda alami saat melewati jalan menanjak dan berkelok-kelok kala melintasi daerah Enrekang, akan terasa hilang disaat anda menyempatkan diri singah sejenak beristirahat di warung mendate dan warung resting diseputaran gunung Buttu Kabobong,sambil menikmati nuansa alam yang indah dengan hembusan angin sejuk segar khas dari daerah yang juga dikenal sebagai penghasil buah Salak dan kentang.

Gunung Buttu Kabobong menjadi salah satu daya tarik obyek wisata yang dimiliki oleh Kabupaten Enrekang,dan bagi Anda yang berminat untuk mampir sejenak sambil beristirahat diseputaran Buttu Kabobong, tersedia fasilitas penginapan yang dapat Anda pilih sesuai selera, diantaranya Bukit kenangan dan Bukit Indah.

Lokasi gunung Buttu Kabobong dapat ditempuh dengan jarak sekitar 16 km dari kota Enrekang arah utara menuju Tana Toraja. Iklim diseputaran pegunungan ini sangat dingin, kebanyakan tourist yang menuju Tana Toraja berhenti sejenak dibeberapa warung dan penginapan yang ada disekitar gunung Buttu Kabobong, hanya untuk menikmati pemandangan area pegunungan dan suguhan kopi Kotu atau penganan kue tradisional khas Masserengpulu dep’pa tetekan atau masyarakat Toraja biasa menyebutnya dep’pa Tori, kue yang terbuat dari tepung beras dicampur gula merah.

Saat ini Obyek wisata alam menjadi fenomena baru dalam dunia pariwisata kita (back to Natur), termasuk legenda-legenda jaman dahulu yang dipercaya dapat menjadi potensi wisata yang menarik untuk dikunjungi,seperti pegunungan Tangkuban Perahu di Jawa Barat, sebongkah batu dipinggir pantai berwujud manusia sebagai sosok Malin Kundang di Padang, Sumatera Barat. Batu besar berbentuk kemaluan laki-laki dan batu berbentuk kemaluan perempuan di Kepulauan Riau, juga Gunung Buttu Kabobong yang ada di Enrekang, Sulawesi Selatan yang menyerupai kemaluan perempuan.