Tampilkan postingan dengan label Saur Sepuh Dalam Kenangan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Saur Sepuh Dalam Kenangan. Tampilkan semua postingan

Senin, 31 Desember 2012

Saur Sepuh Dalam Kisah Pesangrahan Kramat 2

Mengukur Kekuatan Madangkara dan Padepokan Gunung Saba

Kehadiran Panembahan Pasopati yang terkesan mendadak di Madangkara menimbulkan pertanyaan besar. Kemunculannya terasa tidak lazim ketika tensi hubungan antara Madangkara dan Padepokan Gungung Saba sedang memanas pasca tewasnya Mariba di tangan Mantili. Dan di saat lain Kijara pun sudah mengibarkan tantangan perang terhadap Madangkara dengan mensabotase dan menghina symbol symbol Madangkara. Maka tidaklah mengherankan jika keberadaan Pimpinan Padepokan Gunung Saba tersebut menjadikan suhu politik Madangkara terasa semakin GERAH DAN MEMANAS..!

NAMUN Benarkah kemunculannya sebagai bentuk provokasi terhadap Madangkara..? Mungkinkah Padepokan Gunung Saba NEKAT untuk menabuh genderang perang terhadap Madangkara..? Atau mungkin Madangkara yang terlalu BERLEBIHAN dengan kehadiran pentolan PGS tsb…? SEPERTINYA bola panas kini ada di tangan orang-orang Madangkara..!

Ada hal  besar yang membuat Madangkara mesti berpikir dua kali untuk tidak angkuh membuat masalah dengan tokoh No.1 Padepokan Gunung Saba itu. Karena bagaimanapun juga, Madangkara belum sepenuhnya mengetahui seberapa besar kekuatan calon lawannya itu. Namun keberanian Kijara dalam mencari masalah dengan Brama sudah bisa memberikan gambaran seperti apa kekuatan yang ada dibelakang Padepokan Putih tersebut.


Menurut seorang Pendekar sekaligus Pengamat “militer” Ki Raga Tantra,  untuk menghadapi Madangkara dengan Jawara-Jawara-nya, Padepokan Gunung Saba CUKUP mengerahkan 30 Murid-murid utamanya. Jelas ini bukan sebuah basa basi politik ataupun manuver murahan dari seorang Ki Raga Tantra, melainkan hasil dari sebuah pengamatan yang bersumber pada data dan bukti di lapangan.

Tentu saja, Madangkara pada kenyataanya di akui sebagai kekuatan no 2 di Jawa Dwipa setelah kerajaan Sumedang Larang . Ki Raga Tantra memahami benar fakta –fakta itu. Disamping itu Pengalamannya sebagai seorang pendekar yang pernah berurusan dengan Raden Samba membuktikan adanya kekuatan- kekuatan besar yang berada di belakang Madangkara. Menurut pengakuannya kepada Kijara, secara pribadi dia tidak gentar kepada Raden Samba, namun yang dia takutkan adalah ikut campurnya Jawara-jawara Madangkara dalam konflik tersebut..ini juga berarti Ki Raga Tantra  mengakui kehebatan jago jago Madangkara.

Namun mengapa Ki Raga Tantara dengan enteng mengeluarkan pernyataan bahwa CUKUP dengan 30 murid Utama PGS , Madangkara bisa di luluh lantakan..?! “Serapuh” itukah Madangkara atau mungkin Padepokan Gunung Saba yang terlalu tangguh untuk ukuran Madangkara..? Mu
ngkinkah prediksi ini ada hubungannya dengan sejarah emas masa lalu dari para sesepuh Gunung Saba..?

Seperti diketahui, Panembahan Pasopati adalah keturunan langsung Adipati Natasuma.  Disisi lain Adipati Natasuma dalam sejarahnya diakui sebagai seora
ng Panglima tangguh dan ahli siasat perang.  Lebih dari itu buyut Sang Panembahan ini dikenal mampu menaklukan sebuah kerajaan hanya dengan bermodal pasukan 50 orang saja. Dan tidak mustahil hal yang sama akan terulang lagi.  Mungkin hal ini yang menjadi acuan  Ki Raga Tantra dalam memprediksi kekuatan PGS atas Madangkara.

Tidak dipungkiri lagi bahwa pernyataan Ki Raga Tantra yang lebih menjagokan PGS daripada Madangkara sebenarnya didasarkan pada sebuah kekuatan ya
ng dulu memback-up Sang Adipati . Dan kini kekuatan yang sama juga sedang menaungi Padepokan Gunung Saba. . Sebuah kekuatan turun temurun yang dianggap sebagai mitos-nya Jawa Dwipa..!

TIDAK SALAH LAGI…! kekuatan besar yang menjadi kunci kemenangan itu tidak lain adalah WARINGIN SUNGSANG..!! Sang Legenda Abadi… Legenda dari Gunung Saba..!!

(Sebuah tantangan bagi jawara-jawara Madangkara seperti Radenmas Shamba Radiitya, maha guru Papa Tan, Dewi Rara Mariana Messah, Panglima Bernawa Armansyah Sutan Sampono, Patih Madangkara Riwadi Yusuf dan Jago Jago Madangkara lainnya hahaha)
27 November pukul 10:26

  • Radenmas Shamba Radiitya Panembahan Pasopati merupakan sosok menarik menurut kakang Brama,sikapnya ternyata begitu bijak dan bs menempatkan sesuatu pd tempatnya.. Kedatangan kakang Brama ke padepokan gunung Saba utk mencari kijara n lugina diterima dgn baik oleh panembahan...Lihat Selengkapnya
  • Jamiludin Kijara seperti tersengat ribuan tawon mendengar jawaban Raden Shamba, ternyata dibalik sikap kalemnya yg selama ini ditunjukan, ternyata juga menyimpan insting yang tajam tentang apa yang sebenarnya terjadi..! Kijara semakin merasa tersudut ketika meng...Lihat Selengkapnya
  • Armansyah Sutan Sampono Tidak baik mencurigai seseorang... siapapun yang datang, maka dia adalah tamu Madangkara dan harus dihormati. Jika kedatangannya hanya untuk membuat kekacauan maka sesuai hukum yang berlaku di Madangkara, ya harus ditangkap. Sebaliknya, jika tamu itu d...Lihat Selengkapnya
  • Jamiludin Panglima Bernawa Sutan Sampono, hmm benarkah demikian...? apakah yang Panglima maksud adalah AJi Lampah Lumpuh atau trik lainnya sekedar utuk meredam Kehebatan Waringin Sungsang....?
  • Armansyah Sutan Sampono Diatas langit selalu ada langit. Itulah filosofi tokoh-tokoh Madangkara. Aji Lampah Lumpuh bukan ilmu tertinggi disini, masih ada ilmu lain yang belum diceritakan diluaran sana.
  • Armansyah Sutan Sampono Oiya, Waringin Sungsang sendiri belum pernah terbukti mengalahkan ilmu Rongrongnya Radenmas Shamba Radiitya .... dalam salah satu pertempuran yang melibatkan Mantili dan Mariba, Samba bahkan pernah mempecundangi Lugina.
  • Jamiludin sepertinya Ki Raga Tantra sudah membuat sebuah kesalahan besar dengan informasi sepihaknya...hmm mantaaap informasinya bro Panglima...saya sendiri blm pernah mendengar kisah kekalahan Lugina melawan Raden Samba...ternyata Raden samba pernah juga ya due...Lihat Selengkapnya
  • Jamiludin Panglima boleh tanya seperti apa ilmu Rongrong itu...saya cuma tahu raden samba memiliki ilmu khas yaitu ilmu tembus bumi..ini beda ya...?
  • Armansyah Sutan Sampono Berduel secara fisik berbenturan ilmu seingat saya belum pernah dan Lugina sendiri tidak bisa disebut kalah, hanya saja, Samba pernah mempecundanginya ketika menyelamatkan Mantili.

    Ilmu rongrong itu adalah ilmu andalan Samba yang mampu menembus bumi seperti Raden Antareja dalam kisah wayang purwa.
  • Jamiludin ingatan anda tajam juga...khusus untuk Raden Samba sy memang sedikit sekali malah bisa dibilang buta dalam kisahnya..saya mengetahui raden samba dari cerita cerita gambar wayang saat masih SD hahahaha
  • Armansyah Sutan Sampono Kemunculan tokoh Samba sudah ada dalam episode SS Perjalanan Berdarah. Sayangnya tokoh ini menghilang sejak Pesanggrahan Kramat dan seterusnya. Terakhir tokoh ini muncul pada Darah Putra Sanggam. Samba tidak pernah bertemu dan terlibat apapun dalam kisah SS bersama Lasmini.
  • Jamiludin sayang juga sebenarnya jika tokoh ini hilang tanpa jejak...padahal tokoh ini juga memiliki karakter unik dengan ilmu ajaibnya hehehehe...hmm tidaklah salah jika Radenmas Shamba mengambil tokoh itu sbg penaggung jawab di wilayah ini, atau mungkin mksdya utk mengangkat tokoh tsb agar tetap terlihat di mata pemirsa hehehe
  • Armansyah Sutan Sampono Hlangnya tokoh Samba juga seiring dengan mengjilangnya dua punakawan Madangkara, Bongkeng dan Merid.
  • Mariana Messah ahahaha bukan menghilang paman panglima...paman samba kan sibuk mengurus rumah tangganya bersama bibi widati dibantu oleh paman bongkeng dan merit di kadipaten gunalaga. Hemmm menurutku ilmu rongrong dan aji waringin sunsang adalah 2 jenis ilmu yang be...Lihat Selengkapnya
  • Mariana Messah harap paman kijara jamal tak berkecil hati...saya diam saja karena paman kijara memang sudah seharusnya berbuat seperti itu. Konsisten dengan karakter dlm crtanya. Paman jamal telah memerankannya dengan baik skl hanya aja paman jamal terkadang masih terlalu sungkan berkonfrontasi secara extrim dengan kami tokoh2 dlm ss. Cuek aja paman...gak usah ragu
  • Jamiludin hahaha..(mnymbnyikn rs malu krn isi hati dah di tebak dg tepat qiqiqi) terimaksh dah atas saran dan support Dewi hehehe

Jumat, 27 Juli 2012

Saur Sepuh Dalam Kisah Di Atas Langit Ada Langit 2

Ada Apa Dengan Lasmini ...?

Lasmini, salah satu tokoh pendekar yang memiliki karakter yang begitu unik dengan sepak terjangnya sanggup menempatkan dirinya sebagai sosok yang kontro versi. Lasmini di satu sisi seperti Dewi Sambi, seorang pendekar berdarah dingin dan kejam, dan di sisi lainya dia adalah seorang Sakawuni, pendekar Lengan Seribu dengan sifat yang sebaliknya. Perpaduan sifat, karakter dan kemampuan hebat yang dimilili oleh kedua pendekar cantik tersebut menjadikan lasmini sekali lagi menempatkan dirinya menjadi sosok yang begitu menarik perhatian pendekar, baik dari aliran hitam maupun putih  Tidak terkecuali ksatria dan  bangsawan kerajaan yang pernah Lasmini singgahi. Namun sayang Lasmini tidak akan pernah berjumpa dengan dua bayangannya, karena mereka berada pada waktu dan tempat yang berbeda.

Dengan watak Dewi Sambi-nya, Lasmini sanggup membuat keonaran dan keresahan bagi pendekar pendekar yang tidak sehaluan dengannya. Tidak terkecuali Brama Kumbara Raja Agung Madangkara..!

Dalam beberapa kali kesempatan Lasmini mampu membuat Brama keblingsatan karena ulahnya yang keterlaluan. Bagaimana tidak, Lasmini tanpa ragu ragu pernah menculik Dewi Harnum, Ibu Negara Madangkara. Namun oleh sebagaian para pengamat politik, sejarah dan kejiwaan, tindakan Lasmini tersebut masih di anggap dalam batas2 tarap keisengan untuk "menggoda" Brama Kumbara. Dan puncak dari watak Dewi Sambi-nya adalah ketika Lasmini meluluh lantakan Padepokan putih Gunung Saba dan menghabisi dengan dingin Panembahan Pasopati..! Tidak itu saja, momentum kedatangan dua Biksu asing di manfaatkan oleh Lasmini untuk memancing di air keruh . Dengan kelicikannya Lasmini membuat opini publik dengan membuat keonaran yg melibatkan dua pendekar tsb, dengan tujuan menciptakan kesan jika kedatangan dua pendekar kelas wahid tersebut adalah untuk membunuh Brama.

Membunuh Brama sama saja ingin menghancurkan Madangkara. Maka tidaklah heran jika kehadiran dua Biksu sakti tersebut disambut oleh jawara -jawara Madangkara dari mereka menginjakan kaki di tapal batas Kerajaan , sampai akhirnya mereka berhasil masuk kedalam Kotaraja. Tapi yang menyakitkan atau bisa dibilang sangat merugikan adalah ketika skenario itu akhirnya memancing keluar dua pendekar elit lainya, yaitu Kijara dan Lugina. Ditambah dengan dukungan Dewi Mantili yang selalu gegabah, kedua pendekar Gunung Saba ini akhirnya harus ikut terseret dalam lingkaran adu domba tersebut.

Dengan niat membela kehormatan Madangkara dan rasa solidaritas kesetiakawanan, merekapun (Kijara dan lugin) langsung menghadang gerak maju dua pendekar tangguh dari Tibet tsb, untuk tidak sampai ke Istana. Dan hasilnya adalah, Waringin Sungsang kembali jatuh bangun karena dipaksa berhadapan dengan level kekuatan yang tidak terduga. Lugina ambruk dan Kijara pun tersungkur ..!! Dan tidak terhitung lagi jumlah jawara dan pendekar yang menjadi korban sia sia karena hasutan Lasmini. Begitulah Lasmini dengan watak Sambi-nya akan sanggup berbuat apa saja tanpa peduli akibatnya,.!

Lalu bagaimana dengan Sifat Sakawuninya..?

Harus diakui Lasmini sanggup membuat Dewi Mantili menjadi ketakutan karena perhatian Brama yang terkadang terkesan membela Lasmini. Tidak itu saja, dua wanita utama Madangkara yaitu Dewi Harnum dan Dewi Paramitha pun merasa gerah, karena Lasmini memiliki potensi sebagai saingan baru mereka.Yang luarbiasa lagi adalah bagaimana Dewi Rara Amiati, seorang sekar kedaton Madangkara mampu di buat  cemburu, karena Lasmini ternyata mampu menciptakan skandal kecil-kecilan dengan Raden Bentar. Sebuah ancaman sekaligus pesan kepada Srikandi -Srikandi Madangkara, bahwa Lasmini bukanlah perempuan biasa yang bisa mereka pandang sebelah mata..! Dan ini membuktikan bahwa Lasmini pada dasarnya adalah perempuan baik dimana Brama dan Raden Bentar mengakui hal itu..!

Tidak bisa dipungkiri lagi,  bahwa hanya Lasmini dengan naluri kewanitaannya mampu membedakan mana Raden Bentar asli dan mana Raden. Bentar palsu. Ironisnya, orang orang Madangkara sendiri terutama orang orang dekat Raden Bentar yang notabene adalah bangsawan berhati lembut dan berperasaan halus malah tidak bisa membaca hal tersebut. Inilah salah satu kelebihan (jasa) Lasmini bagi Madangkara saat itu, khususnya Raden Bentar. Dimana ketika semua orang  tidak sanggup memberikan pembelaan. Maka Lasmini muncul sebagai seorang yang berbeda. Hanya Lasmini yang mampu membuat Raden Bentar percaya diri disaat semua orang tidak memperacayainya..!

Itulah Lasmini, sosok pendekar dengan sensasinya mampu menjadi dua kepribadian yang berbeda pada waktu dan kesempatan yang berbeda. Pendekar wanita dengan naluri pembunuh berdarah dingin, namun dalam kesempatan lain dia menjadi sosok pelindung dengan naluri kewanitaanya yang lemah lembut..! Dua kepribadian yang sangat membingungkan para pendekar yang pernah berurusan dengan Lasmini. Dan kebingungan itu akhirnya akan memunculkan sebuah pertanyaan. Dan Pertanyaan itu adalah ... ADA APA DENGAN LASMINI....?

Suka · · Berhenti Mengikuti Kiriman · 18 Juli pukul 21:16

    Riwadi Yusuf, Nandito Sugianto, Radenmas Shamba Radiitya dan 5 lainnya menyukai ini.

        Mariana Messah keren, analisa yg hebat! Gimana nih komen kang nandito pengagum berat lasmini?
        18 Juli pukul 21:57 melalui seluler · Suka · 2

       Arshandy Kutara Manawa kalau kisah asmaranya dg Tumenggung Bayan, apakah hanya sekedar memanfaatkan Tumenggung Bayan saja ?
        18 Juli pukul 22:06 melalui seluler · Suka · 2
        Arya Wiraraja sebenarnya Lasmini adalah seorang wanita baik2,namun karena dia sering mendapatkan hinaan2 dari para bangsawan terutama hinaan Dewi
        Mantili yg begitu trllu memusuhinya,shg dia menjadi berwatak jahat da menjadi seorang pedendam.
        18 Juli pukul 22:09 melalui seluler · Batal Suka · 3
        Radenmas Shamba Radiitya mantap ki.. Dahsyat!!
        18 Juli pukul 22:33 melalui seluler · Suka · 1
        Nandito Sugianto Ghubrrakkkk.....
        >jatuh duduk bersimpuh,pingsan.
        18 Juli pukul 23:33 melalui seluler · Suka

Papa Tan
LASMINI, PENCARIAN DIRI TIADA HENTI...

Lasmini, gadis yang cantik dan mempesona,
tapi merasa ia tak bisa apa-apa.
Lalu bergurulah dia,
ingin menjadi pendekar wanita digjaya.
Lalu mulailah bertualang sebagai wanita pembela jelata
Maling dan rampok dihajar dan ditundukkannya.
Wanita cantik, pendekar serba merah yang jelita mulai ternama.
Tapi apa daya, baru segelintir ilmu diperolehnya
Si Tombak Iblis dengan mudah merobohkannya,
Nyaris hancur harga diri diperkosa si durjana.
Kependekarannya seolah runtuh tanpa sisa.

Datanglah Sang Punggawa muda perkasa, Gitanyali
Si Tombak Iblis pun takluk dan lari
Pesona cinta Sang Perkasa membuatnya ingin bersandar diri
Diyakininya kebahagiaan di sana telah menanti
Menjadi isteri seorang punggawa negeri
Ketampanan dan keperkasaan menambatkan hati
kewibawaan dan kedudukan diraihnya kini
Tapi jiwa tualangnya seolah harus terbui
Tatakrama istana menghimpit diri
Kependekaran lumpuh oleh kedudukan bernama ibu dan isteri

Bosan dan pergilah Sang Ayu
Bertualang melepas kebinalan dan nafsu
Membebaskan diri dari paugeran dan pagar ayu
Aku adalah apa yang kumau
Kebebasan adalah ratu kehidupanku
Begitu pencarian yang masih tetap hanya rindu
Suami orang diganggu
Lelaki-lelaki ditaklukannya dengan sembilu nafsu
Kegilaan lelaki jadi kemenangan yang terus diburu

Tapi kepuasan nafsu seberapa dalamkah
Begitu didapat begitu pula berlalu melangkah
Dan Lasmini merasa semua seolah hanya berbuah lelah
Ia ingin berhenti dan berpasrah
Mempercayakan hidup ke tangan lelaki gagah
Dan Perwira Pamotan pun terpilihlah
Tumenggung Bayan sudah meminangnya untuk menikah
Tapi Sang Tumenggung terbunuh dan harapan punah

Dendam dan luka menyulut jiwa
Dikejarnya Satria Madangkara untuk menebus nyawa
Tapi ternyata dia takluk oleh panah asmara
Jatuh cinta pada Sang Raja Perkasa
Yang memenuhi seluruh mimpi dan harapannya
Tapi cintanya seolah bertepuk sebelah saja
Bahkan teramat dalam lukanya oleh hinaan adik Sang Raja

Lasmini merasa selalu kalah dan terhina kembali
Dia pun tergoda untuk mengejar kemenangan diri
Harta dan kekayaan dikiranya bisa jadi senjata sakti
Dipilutlah Basra juragan kaya agar mau memperistri
Tapi tanpa cinta keluarga adalah neraka yang memenjara diri
Perseteruan membuatnya terhina dan diperkosa para abdi

Tertolonglah Lasmini oleh Nenek Lawu
Jiwa kependekaran tergugah oleh Sang Guru
Dicecapnya segala jurus dan ilmu
Musuh ditumpas, kemenangan diburu
Mantili pun rubuh saat berseteru

Tapi kemenangan kembali menjadi kekosongan
Jiwanya yang haus cinta terjerat hati Sang Pangeran
Raden Bentar merenggutnya dalam penjara cinta yang memabokkan
Cinta yang terbalas namun tak mungkin berakhir di pelaminan

Ia harus pergi, kesepian ditimangnya lagi
Dibunuhnya sepi dengan mengasingkan diri
Menggembleng para murid dan anaknya, Anjani

Tapi segala persoalan Raden Bentar memanggilnya turun gunung
Ia berjuang bertaruh maut dengan cinta yang tulus dan agung

Begitu selesai masalahnya, kembali ia harus pergi menelan hampa
20 Juli pukul 21:04 · Batal Suka · 4
Jamil Udin luar biasa mahaguru..! (terpana sambil geleng geleng kepala ) Pasti dewi rara juga akan geleng2 kepala xixixi..mantaaap!
20 Juli pukul 23:32 melalui seluler · Suka ·

 Riwadi Yusuf Memang Lasmini adalah tokoh abu2(kadang jahat,kadang baik) yg paling lama di tampilkan Pak Nikikosasi,dalam SS.Bahkan sampe lintas generasi.Ga sprti biasanya,Pak Nikikosasi slalu menciptakan tokoh jahat yg selalu bisa di tumpas dlm akhir epsde.sprti Gardika,Klabang Hitam,Kandara,3 hantu sungai batang hari,R.Bentar palsu,Patura-Patiru.dll...,!
        19 Juli pukul 1:09 melalui seluler · Suka · 1
        Riwadi Yusuf Memang Lasmini adalah tokoh abu2(kadang jahat,kadang baik) yg paling lama di tampilkan Pak Nikikosasi,dalam SS.Bahkan sampe lintas generasi.Ga sprti biasanya,Pak Nikikosasi slalu menciptakan tokoh jahat yg selalu bisa di tumpas dlm akhir epsde.sprti Gardika,Klabang Hitam,Kandara,Tmg Bayan,Si Mata setan,3 hantu sungai batang hari,R.Bentar palsu,Patura-Patiru.dll...,!
        19 Juli pukul 1:12 melalui seluler · Suka
        Deny Rasidi Yang diculik lasmini bukan dewi harnum tapi dewi pramitha tanpa rusadi yang membuat dendam garnis memuncak
        19 Juli pukul 13:37 melalui seluler · Batal Suka · 1
        Mariana Messah itu di versi mana? Kalo di versi sandiwara radionya yang diculik dewi harnum, mantili dan patih gotawa setelah lbh dl ditaklukan dengan aji sirep megananda.
        19 Juli pukul 14:20 melalui seluler · Suka · 2
        Jamil Udin Dewi Rara Mariana Amiati dan Sesepuh Radenmas Shamba, terimakasih saya suka pujian kalian, membuat saya makin bersemangat, jangan liat indah tidaknya tulisan tapi lihat gimana jungkir baliknya saya menulis hahahaha
        19 Juli pukul 14:52 · Suka · 2
        Jamil Udin Arshandy Manawa, pertanyaan kakang akan di jawab sebentar lagi oleh ahli kejiwaan mahaguru Tan hehehe
        19 Juli pukul 14:55 · Suka · 1
        Jamil Udin Kakang Arya Wiraraja, benar saya setujua dengan pendapat kakang Arya, Lasmini mungkin hanyalah sebuah korban dari situasi dan kondisi yang tidak berpihak kepadanya hehehe
        19 Juli pukul 14:57 · Suka · 1
        Jamil Udin hihihi sepertinya sesepuh padepokan anggrek jingga Ki Nandito Sugianto shock dan tidak terima hahaha
        19 Juli pukul 14:58 · Suka · 1
        Jamil Udin Patih Gotawa Riwadi , hmm jangan jangan ôm Niki malah lebih mengidolakan Lasmini daripada Brama, sehingga di perpanjang umurnya xÄ©ixi
        19 Juli pukul 15:00 · Suka · 2
        Jamil Udin Dewi Rara mungkin benar juga kata Jawara Madangkara Deny Rasidi, beliau lebih menekankan kata pada bukan dewi paramitha tanpa Rusady hehehe
        19 Juli pukul 15:04 · Suka
        Deny Rasidi Penculikan gotawa,harnum dan mantili ada di episode satria madangkara,sedangkan lasmini menculik dewi pramitha kalau tdk salah ada pada episode2 generasi kedua yaitu masa garnis,anjani dll,tokoh pramitha sendiri tdk pernah ada dimainkan kecuali hanya di sebut oleh pembawa cerita
        19 Juli pukul 16:27 melalui seluler · Suka · 1
        Riwadi Yusuf
        Hal yg patut kita acungkan jempol dari Lasmini adalah kegigihanya dlm mewujudkan impian.walaupun hanya seorang sudra(kaum jelata),namun ia mampu menaklukan beberapa kaum bangsawan di beberapa kerajaan.Di antaranya Senopati Ranggamuni dari P...Lihat Selengkapnya
        19 Juli pukul 18:27 melalui seluler · Suka · 2
        Nandito Sugianto
        sya bener2 terharu atas penjabaran tuan patih gotawa Riwadi,,,
        sya tersanjung atas sanjungan jebolan murid utama padepokan gunung Saba yg skaligus musuh sya,kakang Kijara Jamil Udin,,,
        sya merasa berhutang budi atas pembelaannya, Dewi Rara ...Lihat Selengkapnya
        19 Juli pukul 20:02 melalui seluler · Batal Suka · 2
        Mariana Messah
        hihi trims pujiannya ki nandito. Dlm saur sepuh, lasmini adalah wanita pendekar cantik yg penuh daya tarik. Sifat kependekarannya telah membuat lasmini menjadi wanita petualang yg suka mengembara dan bertualang cinta. Dikisahkan dia suka m...Lihat Selengkapnya
        19 Juli pukul 20:28 melalui seluler · Batal Suka · 2
        Radenmas Shamba Radiitya dan smpt dikawin juragan Basra,walau sngat susah dijamah hehehe..
        19 Juli pukul 20:45 melalui seluler · Batal Suka · 3
        Nandito Sugianto ahahahahaha,jd senyum2 sendiri inget adegan di filmnya,saat juragan basra di sikut,endingnya di tendang sampai pingsan
        19 Juli pukul 20:53 melalui seluler · Batal Suka · 3
        Mas Farid lasmini.....ehmmmm....
        Pendekar Binal.... (sambil mbayangin Murti Sari Dewi....)
        19 Juli pukul 21:02 melalui seluler · Suka · 1
        Riwadi Yusuf Trims koreksinya,Na'Mas Dewi Rara! Maaf,yg mengikuti Lasmini Jamali,apa Jumali?
        19 Juli pukul 21:46 melalui seluler · Suka · 1
        Mariana Messah wah mirip2, mana yg benar?
        19 Juli pukul 21:56 melalui seluler · Suka
        Deny Rasidi Jamali sepertinya,kalau jumali mah kayaknya kemarin masih narik andong hehee,,maaf ya gusti dewi rara
        19 Juli pukul 22:06 melalui seluler · Batal Suka · 2
        Mariana Messah hihihi
        20 Juli pukul 1:50 melalui seluler · Suka
      
        20 Juli pukul 21:04 · Batal Suka · 4
        Jamil Udin luar biasa mahaguru..! (terpana sambil geleng geleng kepala ) Pasti dewi rara juga akan geleng2 kepala xixixi..mantaaap!
        20 Juli pukul 23:32 melalui seluler · Suka · 1
        Mariana Messah kok tau siih :)
        21 Juli pukul 0:20 melalui seluler · Suka · 1
        Riwadi Yusuf Mantap,bisa sedetail itu,hm.....!
        21 Juli pukul 1:08 melalui seluler · Suka · 1
        Jamil Udin xixixi, dewi rara sy kan suka ngintip profil2 org hebat, jadi taulah sedikit sprti apa minat dan kesukaanya hahaha
        21 Juli pukul 1:16 melalui seluler · Suka · 1
        Mariana Messah hihihi salah alamat deh paman kijara...aku kan bukan orang hebat...cuma gadis madangkara yang tak bisa olah kanuragan :)
        21 Juli pukul 1:24 melalui seluler · Suka · 1
        Jamil Udin tapi ngomong2 kita mkn pnsran ama kakak sperguruan dewi rara ini,siapakah gerangan beliau di luar sana..? hihihi
        21 Juli pukul 1:29 melalui seluler · Suka · 1
        Jamil Udin kalo itu sy mah sdh tau gusti dewi, putri kraton sdh psti identik dg puisi,sastra, babat, pewayangan dll xixixi.
        21 Juli pukul 1:34 melalui seluler · Suka · 1
        Mariana Messah hemmm kakak seperguruanku yang mana ya? Hihi tambahan lg hobiku bersahabat, renang dan minum dawet hehe
        21 Juli pukul 1:50 melalui seluler · Suka · 1
        Jamil Udin siip dah,kmbli kepuisi, sy cuma tau tntg nnk lawu sj, trnyta parah bgt khdupnya,bs dprjls crita abdi dlm yg kroyk lsmni?
        21 Juli pukul 2:04 melalui seluler · Suka · 1
        Nandito Sugianto aku gk bisa komen apa2,yg ada tercengang berbaur suka jg haru.aku menyimak saja shbt2 smua...
        >duduk ngejeprok,rambut awut2n
        21 Juli pukul 2:37 melalui seluler · Suka · 1
        Radenmas Shamba Radiitya sebegitunya ki Nandito ini hehehe..
        21 Juli pukul 2:41 melalui seluler · Suka · 1
        Nandito Sugianto radenmas shamba,bgtu kenyataanya raden..sosok inspirasi pendirian padepokan anggrek jingga di kupas jati dirinya.sejujurnya pendirian PAJ bkn tnp sebab dan alasan.tp jalan hidup lasmini murni sya jalani,yg membedakan hnylah lasmini di lahirkan wanita,dan sya kebalikanya,yaitu laki2...
        >lap airmata
        21 Juli pukul 2:48 melalui seluler · Suka · 1
        Mariana Messah kasihan ya, jd sedih bc puisi papa lg :(
        21 Juli pukul 2:51 melalui seluler · Suka · 2
        Nandito Sugianto ia mba mariana messah,jd makin benci ketidakadilan
        21 Juli pukul 2:54 melalui seluler · Suka · 1
        Mariana Messah ‎@kang nandito pasti ki nandito bisa lbh tegar dari lasmini karena ki nandito seorang laki2
        21 Juli pukul 2:55 melalui seluler · Suka · 2
        Mariana Messah selama dunia masih berputar hingga jaman sekarang ini ketidak adilan akan selalu ada sebagai ujian bagi manusia untuk berbuat adil
        21 Juli pukul 2:58 melalui seluler · Suka · 2
        Nandito Sugianto ia donk mba Mariana rara,PAJ ada jg ada krn mw nerusin cita2nya,melawan ketidak adilan,org2 patah hati,teraniaya,,hehe,jd curhat di sini
        21 Juli pukul 2:59 melalui seluler · Suka · 3
        Nandito Sugianto ia mba,pasti itu.
        Tp setidaknya sedikit bnyk mengurangi,biar si patah hati berkurang,dan ad tmpt u berbagi jg menyelesaikanya
        21 Juli pukul 3:01 melalui seluler · Suka · 1
        Mariana Messah siip deh tujuan yg mulia ki nandito
        21 Juli pukul 3:04 melalui seluler · Suka · 2
        Papa Tan Wow.... meriah rupanya... hehehe.... datang-datang dah pada bubaran nih...
        21 Juli pukul 4:36 · Suka · 1

Senin, 04 Juni 2012

Saur Sepuh Dalam Kisah Analisa Tiada Batas

Waringin sungsang 2; Sang Legenda Yang Kini Kembali

Seperti sebuah mesin lorong waktu atau memang sebuah takdir yg sudah direncanakan oleh Penguasa Alam, bahwa apapun bisa terjadi. Gonjang ganjing prahara itu ahirnya melahirkan sebuah revolusi yang membabat habis cerita cerita sebelumnya. Cerita tentang ketidak adilan yang harus diterima mentah mentah oleh orang orang pinggiran seperti Panembahan Pasopati, Kijara, Lugina dan Mariba.

Kesewenang wenangan jalan cerita kehidupan yang tidak lazim yg dibebankan kepada mereka sangat ironis dengan kehebatan yang disematkan di pundak mereka, Nama besar Padepokan Gunung Saba yang begitu heroik dan ketangguhan Waringin Sungsang yang melegenda...

Ironis, karena sejak kemenangan Waringin Sungsang yang begitu fenomenal melawan kekuatan level tertinggi Serat Jiwa , Waringin Sungsang seperti di kebiri. Berturut turut sejak kemenangan yg fantastis itu, Waringin Sungsang harus dipaksa menelan kekalahan berkali kali tanpa balas. Dua kekalahan pertama masih bisa mereka terima dan maklumi karena yang dihadapinya adalah kekuatan kekuatan raksasa saat itu, seperti Aji Lampah Lumpuh milik Brama Kumbara, dan ajian maut dengan kekuatan tanpa batas yaitu Cipta Dewa milik Lasmini Pendekar Gunung Lawu.. Dimaklumi namun tetap saja menyakitkan..!

Dua kekalahan besar yang berturut turut ternyata belum cukup untuk mempermalukan mereka, karena di depan sana sudah siap menunggu dua orang pertapa asing yang akan mengakhiri sepak terjang mereka di dunia persilatan. Sungguh ketidak adilan yang sangat, sangat dan sekali lagi sangat tidak berfihak kepada mereka.

Ternyata nama besar yang mereka sandang tidak sesuai dengan jalan cerita kehidupan yang mereka perankan. Dan ini terbukti dari kekalahan yang ketiga dan ke empat, dimana Waringin Sungsang sekali dan sekali lagi harus dipaksa untuk menelan pahitnya kekalahan ketika mereka harus bentrok dengan super kekuatan asing dari luar yaitu ajian Ikatan Roh dan Salju Menyiram Bumi. Dan tragisnya kekalahan itu adalah pertempuran terakhir bagi mereka untuk selama lamanya.

Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa Waringin Sungsang harus dipermalukan oleh Ajian Salju Menyiram Bumi yg selevel dengan ajian Bayu Bajra..? IRONI TAPI IRONIS...!!

Entahlah, mungkin sudah takdir mereka sebagai orang pinggiran yang harus menerima dengan lapang hati, NAMUN seperti yang tertulis di atas bahwa gonjang ganjing politik itu akhirnya membuahkan sebuah revolusi yang berbentuk lorong waktu dimana kini semua akan kembali dari awal. Dan kini lorong waktu itu sedang berlari mundur untuk menentukan titik awal cerita dari kisah yang menghebohkan ini..

Lihatlah lorong waktu itu sepertinya akan hinggap disebuah kerumunan orang orang Madangkara yang sedang membangun sebuah pesanggrahan. Ternyata tidak, lorong waktu itu terus berjalan kebelakang lagi, dan kini lorong waktu itu memperlihatkan sebuah pertempuran sengit antara Dewi Mantili melawan Mariba..!

Hmm.. ternyata lorong waktu itu juga enggan memulai kisahnya dari sana. dan kini lorong waktu itu sepertinya mundur lagi mendekati sebuah padepokan yang sunyi dan terpencil....

Di bawah temaram bulan terlihat seorang berjubah putih penuh kearifan sedang membimbing murid muridnya yang berlatih. Dan diantara mereka terlihat tiga murid baru yaitu Kijara, Lugina dan Mariba. Ya , mereka baru beberapa minggu terdampar di Padepokan Gunung Saba karena pahitnya kehidupan sebagai seorang rakyat jelata. Dan mereka bertiga tidak akan pernah menyadari bahwa inilah titik balik dari kehidupan mereka sebagai seorang pemuda desa yg lugu. Sebab kelak mereka akan menghancurkan kesombongan dan keangkuhan para jawara dan Bangsawan Madangkara..!

Kini lorong waktu itu sepertinya sudah menemukan tempat yg tepat utk memulai kisah yang penuh dengan drama kehidupan ini....Dan sebelum pamit lorong waktu itu tersenyum seraya berucap :

” Selamat Datang Kembali Wahai SANG LEGENDA..!! hahahaha
.
· · · 10 Mei pukul 16:41


    • Radenmas Shamba Radiitya luar biasa ki..
      10 Mei pukul 17:25 melalui seluler ·

    • Jamil Udin hahaha..sekedar melepaskan uneg uneg sj Radenmas Shamba, mumpung ada momentum yg tepat ini hihihi
      10 Mei pukul 18:27 melalui seluler ·

    • Radenmas Shamba Radiitya sy paham dan mengerti akan kisah ini ki hehee.. Monggo dilanjut kisahnya,ki..
      10 Mei pukul 18:33 melalui seluler · · 1

    • Jamil Udin wah ternyata Radenmas peka juga hahaha, ntar sy lanjutkan menunggu pertanggung jawaban dari mahaguru hihihi
      10 Mei pukul 18:40 melalui seluler ·

    • Jamil Udin mksdnya krn beliaulah yg menjadi saksi bahwa waringin sungsang keok melawan salju menyiram bumi hahaha..
      10 Mei pukul 18:42 melalui seluler ·

    • Nandito Sugianto hahahaha,di temukan jg lg di sini dgn pemilik Waringin sungsang,apa kbr kakang Ki Jamil Udin/Kijara...
      salam dari Gunung Lawu

      10 Mei pukul 20:41 melalui seluler · · 1

    • Mariana Messah
      keren ki jamal...gaya bahasa dan pengandaiannya kaya di novel misteri hehe. Sebenarnya sejarah waringin sungsang masih bisa mundur lg ke belakang. Tak benar sepenuhnya jika waringin sungsang adalah bukti ketidak adilan dan miliknya orang2 pinggiran saja. Setelah saya tanya kesana ke mari kt kenalanku jauh sebelum saur sepuh, pak niki telah membuat kisah berjudul natasuma. Bercerita ttg panglima natasuma dari kadipaten saba yang malang melintang tak terkalahkan dengan 50 orang anggota pasukannya. Ajian waringin sungsang menjadi andalan panglima ini dlm menaklukan musuh2nya. Di kemudian hari pak niki kembali membangkitkan ajian ini dlm saur sepuh

      10 Mei pukul 21:38 melalui seluler · · 3

    • Jamil Udin Hmm kabar baik wahai sesepuh Gunung Lawu.., ya kita sepertinya akan memulai dari awal lagi hihihi

    • Jamil Udin
      Dewi Rara Mariana Messah, penuturanmu membuat kami keluarga besar Padepokan Gunung Saba menjadi berbunga bunga, ternyata Anda begitu perhatian juga dengan pusaka kami dengan bela belain menanya kesana kemari hahaha.. Hmm sepertinya saya harus menarik ucapan saya, karena ternyata om Niki Kosasih ternyata juga sangat menjunjung kebesaran Waringin Sungsang, buktinya beliau tetap memakai Waringin Sungsang dalam Kisah yg berbeda..Luar biasa..! Cuma waringin sungsang satu satunya ajian yg ada di dua serial yg berbeda...Terima kasih dewi rara hahahaha


    • Mariana Messah hehe saya jg senang bisa menyampaikan kbr gembira ini pada kijamal dan keluarga besar gunung saba.
      11 Mei pukul 9:58 melalui seluler · · 1

    • Radenmas Shamba Radiitya sebelum kisah saur sepuh diangkat sbg sandiwara radio,Niki Kosasih telah membuat 3 kisah yg terpisah dan berbeda yaitu BENDE PUSAKA,NATASUMA dan BARA DI BUMI ANGKARA spt yg sudah yg buat dokumennya..dan ternyata dewi rara sudah membuka satu dr 3 kisah itu..hebat..sy yakin ki jamil akan tampil makin bersemangat hehee..lanjut..
      11 Mei pukul 10:14 melalui seluler · · 4

    • Jamil Udin bener raden mas,..jika kita semangat yg yang lain pasti semangat, melihat antusas teman teman yg lain sedikit tidak kita juga iku terpacu hihihi, dan sepertinya para sesepuh sudah memberikan celah tersebut hihihi..

    • Nandito Sugianto maaf para sahabat,sya akan ladeni dlu kakang Ki Jamil Udin/Kijara...
      oke Ki,kita mulai dari 0 dlu,siap" dgn Jurus Anggrek 100,jg 1000...
      hhehe

      12 Mei pukul 22:42 melalui seluler ·

    • Mariana Messah ‎*ikut menyimak*
      12 Mei pukul 22:44 melalui seluler · · 1

    • Jamil Udin sebelum sy layani, tlg dong dewi rara bisikan seperti apa dan bagaimana jurus anggrek 100 dan 1000 ini..? gak mungkin kan saya langsung pake Waringin sungsang hanya karena jurus ecek ecek ini? hahahaha. Mahaguru Papa Tan dan Telik Sandhi Utama pasti tau apa nama nama ilmu padepokan gunung saba selain Waringin sungsang yg selevel dengan jurus anggrek jingga ini hihihi...

    • Mariana Messah hihi saya jg lupa paman kijara...mungkin papa dan kang teleksandi inget
      14 Mei pukul 10:38 melalui seluler · · 1

    • Sandhi Utama apalagi saya , saya betul2 lupa kang Jamil Udin
      14 Mei pukul 11:08 · · 1

    • Haerul Umam Sampurasuuun...sy seorang pengembara yg tdk sengaja melewati daerah ini dan ijin untuk menyimak.
      14 Mei pukul 19:44 melalui seluler ·

    • Radenmas Shamba Radiitya rampes..silakan kisanak,kampung jamparing ini bebas dikunjungi siapa az..
      14 Mei pukul 21:21 melalui seluler ·

    • Haerul Umam terimakasi Radenmas..maaf Radenmas mungkin agak tdk sopan akan penuturanku ini:sudilah berikan aku seteguk air?persdiaan air ku hbs Radenmas..
      14 Mei pukul 21:40 melalui seluler ·

    • Jamil Udin radenmas sepertinya pengembara ini harus dipertuk krn ketemuk alias kesambit krn tumben memasuki hutan sebelah hahaha
      14 Mei pukul 21:54 melalui seluler ·

    • Haerul Umam hei kisanak!!jaga mulutmu..!sepertinya kisanak pendekar brwatak jahat ya..?!trtawa hahehahe tak karuan..pergi kau!(sambil mengeluarkan brludah tp gk dijilat lg,krn jorok)
      14 Mei pukul 22:01 melalui seluler ·

    • Jamil Udin sabar tuan sabar, anda berada dinegeri mdngkra,jgn buat kributn disini, anda tdk mau kn berurusn sm jawara2 madangkara?
      14 Mei pukul 22:16 melalui seluler · · 1

    • Nandito Sugianto weleh_welehh,ada apa ini???
      di sini kita smua rakyat Madangkara,alangkah bagusnya jika saling berbagi bkn cari perselisihan...
      kita bangun Madangkara sama" para sahabat...
      salam anggrek jingga

      14 Mei pukul 22:22 melalui seluler ·

    • Jamil Udin salam juga sesepuh, pendekar kita ini adlh veteran perang bubat, jd msh trauma dg suasana perang jd suka meledak2 hahaha
      14 Mei pukul 22:34 melalui seluler ·

    • Mariana Messah ini wedang jahenya kisanak pemgembara...paman kijara dan kang nandito :) biar saya mewakili paman samba mengisi persediaan airmu :)
      14 Mei pukul 22:35 melalui seluler ·

    • Haerul Umam oh..trimakasi nini dn maaf atas ketidaknyaman yg aku buat td.oh ya siapa dia yg nini sebut paman kijara?sy br mendngar nama itu?(dn meneguk wedang jahe pemberian nini td,wah enak kalah kopinya ki jemuhur)
      14 Mei pukul 22:40 melalui seluler ·

    • Mariana Messah ‎*dewi rara tersenyum sambil mengedipkan mata pada ki jamal* :) silahkan paman kijara memperkenalkan diri
      14 Mei pukul 22:46 melalui seluler ·

    • Papa Tan
      Sekilas ingatan tentang Jurus Anggrek Seratus dan Jurus Anggrek Seribu:
      Anggrek Seratus adalah jurus dasar dari ilmu unik yang diajarkan oleh Nenek Lawu, yaitu lemparan senjata rahasia berupa kembang anggrek jingga. Bisa dibayangkan, untuk melontarkan kembang yang lunak sampai mampu menembus tubuh manusia, tentu mengandaikan ilmu tenaga dalam yang tinggi. Lasmini, murid tunggal Nenek Lawu mampu menguasainya. Bedol dan teman-temanya, anak buah Juragan Basra yang memperkosa Lasmini adalah korban-korban pertama ilmu ini.
      Anggrek Seribu adalah jurus puncak dari Anggrek Jingga, dengan lontaran beruntun dan cepat, didukung tenaga yang dahsyat pula.

      Sesudah Lasmini menguasa Jurus Anggrek Jingga ini, ia membalas dendam pada para musuhnya, sekaligus malang melintang menjajal ilmunya. Banyak korban dan hal ini menimbulkan keresahan. Kerajaan Madangkara pun merasa terusik dan mengirim dua orang jawara Madangkara: Jawara Atang Subali dan Jawara Gatra Denawa. Keduanya adalah jawara-jawara handal dari Madangkara. Maksud hati menundukkan Lasmini, tapi mereka bukan tandingan Lasmini kali ini. Jurus Anggreak Seratus dapat mereka punahkan dengan senjata cambuk yang mereka pakai. Tapi ketika Lasmini melontarkan Anggrek Seribu, mereka pun tak bisa bertahan. Cambuk mereka terlepas dari tangan setelah pergelangan tangan mereka tersambit Anggrek Jingga, mereka pun roboh dan jatuh terguling dari atas atap tempat mereka bertanding. Dua Jawara Madangkara tak berdaya melawan Anggrek Seribu Si Kembang Gunung Lawu.

      14 Mei pukul 22:47 · · 4

    • Papa Tan
      Hahahaha.... Ternyata sedang ramai berkumpul di sini....
      Wah... Wah.... Wah.... ada tamu pengembara pula...

      Dewi Rara, kenapa hanya disuguhi wedang jahu saja... Ajaklah makan sekalian... Dewi Rara, sekalian ajak makan tamu-tamu Madangkara ini walau sekedar alakadarnya...

      Silakan makan Kisanak... Mari... Mari...

      http://www.facebook.com/photo.php?fbid=3134406320819&set=a.1817269313217.2090871.1284651290&type=1&theater


    • Haerul Umam maafnini,nini menyebut dia paman kijara?(agak terperangah mendengar penuturan nini td)maaf nini ki sanak yg nini sebut kijara ini adalah palsu?dr gerak geriknya kisanak ini sepertinya empu tong bajil!

    • Mariana Messah hihihi papa iseng banget sih mentang2 di kulon menu makannya serba sayuran vegan gt. Emmm iya mari silahkan kisanak, dicicipi makanannya
      14 Mei pukul 23:02 melalui seluler · · 1

    • Radenmas Shamba Radiitya hhmm yami dan sehat nih romo..
      14 Mei pukul 23:06 melalui seluler ·

    • Mariana Messah ‎@harul kami mengenalnya sebagai paman kijara...benar begitu kan paman? *menoleh pada ki jamal* dan kisanak ini siapa jika berkenan menyebutkan nama
      14 Mei pukul 23:07 melalui seluler · · 1

    • Papa Tan Dewi Rara Mariana Messah & Raden Shamba, kepada para pengembara, kita perlu sajikan menu yang istimewa... biar banyak orang semakin banyak senang berkunjung ke Madangkara, hehehe...

    • Haerul Umam mf nini(dg tersipu malu aku jwb pertanyaan si nini)sy..sy..sbnarnya shbt dr kijara nini,tp sy tdk tau nama sy krn pernah mengalami sakit berat akibat terkena ilmu dari biksu Kampala.

    • Mariana Messah iya bener banget pa :)
      14 Mei pukul 23:12 melalui seluler ·

    • Haerul Umam Terimaksih papa tan atas sambutan hangatnya,terimakasih..

    • Mariana Messah maksudnya kisanak paman lugina atau paman mariba si penggoda wanita hihi
      14 Mei pukul 23:15 melalui seluler ·

    • Haerul Umam untuk lebih jelasnya silakan nini tnya kepada kijara tentan diri sy ini,krn smp saat ini sy blm pulih betul..

    • Papa Tan Hahahaha... Kisanak Haerul Umam, ini sekedar kewajiban sederhana seorang rakyat Madangkara... Silakan Kisanak...

      [ Eh, Dewi Rara... ternyata Raden Bentar itu jago masak juga ya.... Barusan saya dengarkan Darah Putra Sanggap 34. Waktu Raden Bentar masih kanak-kanak, ia membawa oleh-oleh dari Jamparing untuk Tuanku Brama, Dendeng Ikan Belut yang dimasaknya sendiri... juga Pepes Ikan Gurami untuk Gusti Harnum...]


    • Jamil Udin Terimakasih dewi rara, saya tadi masih sibuk memperhatikan kelemahan jurus anggrek jingga jadi tidak sempat menjawab pertanyaan pengembara ini. Benar kisanak sayalah Kijara, ada urusan apa engkau dengan tong bajil? Jika ingin mencari tong bajil silahkan anda ke negeri sebelah, radenmas samba dan dewi rara atau mungkin maha guru ini bisa menunjukan arahnya. Kalo saya maaf saja sy blm pernah kesana..hmmm

    • Haerul Umam hapus dulu itu koment mu kijara teramat bnyk bikin semak saja!

    • Mariana Messah hihihi kan ceritanya paman kijara ngomong pake tenaga dalam jd gemanya berulang ulang kisanak :d apa paman kijara mengenalnya? Dia mengaku shbtmu
      14 Mei pukul 23:30 melalui seluler ·

    • Papa Tan Hahahaha... Kijara, hati-hatilah menghadapi jurus-jurus Anggrek Jingga... Waringin Sungsang tidak di bawah Anggrek Jingga, tapi bukan cara yang baik melawan Anggrek Jingga dengan Waringin Sungsang... ingatlah baik-baik... Kematian saudara seperguruanmu, Mariba, adalah karena salah memilih jurus...
      14 Mei pukul 23:33 · · 2

    • Haerul Umam sebenarnya sy ingin berobat nini,agar raga dn ingatan sy bs pulih kembali...ah sprtinya ki jara sdh tertidur pulas mungkin terkena ilmu sirep.

    • Papa Tan Kalau hendak berobat, silakan menemui Tumenggung Jamali di Keraton Madangkara, Kisanak... beliau adalah Tumenggung yang mengepalai urusan kesehatan rakyat dan ketabiban di Madangkara...

    • Jamil Udin Terimakasih mahaguru, ternyta jurus ini tidak bisa diremehkan, pantas saja ketua PAJ begitu berhasrat utk menjajal waringin sungsang, dewi rara hmm.. sepertinya saya sudah mulai mengingat inga siapa pengembara ini, dia bukan dari perguruan gunung saba, dia memang 'kawan' lama saya. sebentar dulu saya akan mencoba memastikannya..sepertinya hari hari berikutnya saya akan disibukan dengan kedatangan pengembara ini...

    • Haerul Umam terimakasih papa tan atas petunjuk nya,trimksh..aku ingn merebahkan tubuh dg harapn bsok pgi akn temui kepala tabib ntk brobat,huaaam capek dn mengantuk,tp sblm menutup perckpn aku ingn trtawa trbahak2,khuakhakhakha...
      15 Mei pukul 0:22 melalui seluler ·

    • Nandito Sugianto penjabaran yg luar biasa Romo Papa Tan,Ki Astagina...
      salam hormat sya ki,,,
      mba mariana Messah,sobat Pengembara, kakang Kijara Jamil udin,jg para sahabat smua,mari di coba bareng" wedang jahe sugguhan Dewi Rara...

      15 Mei pukul 0:37 melalui seluler · · 1

    • Haerul Umam sampurasun..para komunitas dlm dunia saur sepuh yg melegenda..ijinkan aku menyapa KiJara dulu..:hai kijara kok km kepedean akn drepotkan olek sy?(kata KEPEDEAN perasaan gk ada ya dlm percakapan sandiwara radio saur sepuh?)hehe..oh ya brangsur angsur sy merasa pulih stlh brobat..trimksh ntk saran papa tan!
      15 Mei pukul 10:04 melalui seluler · · 3